Story On
The Street
Version
“Backpacker in walk”
Aku
dihari ini.. terus berjalan menyusuri pinggiran kota dari tepi ke tepi, sudut
hingga sudut, mulai dari hiruk pikuknya kota penuh keramaian.. sunyi sepi
suasana peloksok kota semuanya telah kulalui..
Ku
tak tahu sampai mana aku harus berjalan, aku tak tahu seberapa jauh jarak yang
ku tempuh.. walau kaki bergetar.. dada menyesak.. tapi yang aku tahu aku ingin
terus melangkah tanpa henti.. tanpa tujuan??? Salah.. karna aku masih mencari
tujuanku, daripada berdiri diam mematung.. atau duduk termangu menanti hal
besar menyambutku.. sampai kapan? Ia belum tentu akan datang..
Akan
kukejar.. walau ia selalu berlari..
Akan
aku dekati.. walau ia selalu menjauh..
Akan
aku tangkap.. walau ia selalu menghindar..
Akan
aku genggam.. walau ia selalu terlepas..
Akan
aku selami.. walau ku tahu ia selalu tenggelam..
Akan
aku sentuh.. walau ia selalu menghilang..
Akan
aku raih.. walau ia selalu berontak..
Akan
aku gapai.. walau ia selalu sirna dan terbang jauh..
What
about it??? Aku sendiripun tak tahu..
Pernah
suatu ketika saat aku menapaki suasana perkomplekan nan elit, namun sepi bak
tak berpenduduk.. lalu apa yang aku cari disana.. tak ada? Ya mungkin.. tak ada
satupun yang melihatku sebagai org aneh yg berjalan tanpa pasti.. yang ada
hanya tawaran ketika seorang tukang becak dan tukang ojek yang bertanya : “Neng,
mau kemana? Hayu abang anter..komplek apa?”
Dan..
aku hanya bisa menjawab: “ga bang makasih, saya cuma mau kedepan?”
Ya,
jawaban itu selalu terlontar berlaku untuk siapapun yang bertanya. Aku hanya
ingin melangkah, berjalan terus kedepan, tanpa memperdulikan mereka yang
dibelakang yang selalu mencibir.. melangkah tanpa henti, tanpa rasa kaki ini
akan lelah.
Melangkah
terus ke depan agar diri ini tidak dalam ketertinggalan..
Ketertinggalan
yang akan membawa diri ini dalam setumpuk asa.. asa yang tak kunjung pasti..
Aku
tahu, meski langkah ini tak pernah dinilai baik, tak pernah dinilai bagus..
Bahkan
belum tentu membawaku menuju.. nya..
Tapi
yang ku tahu aku selalu bertahan dilangkah yang ku yakini..
Langkah
yang sedari dulu mendapatkan intervensi mereka.. tak pernah ku berontak..
Biar
langkah ini sendiri yang kan menemukan jalan..nya..
Di
jalanan inilah aku temui mereka..
<<Mereka
yang polos.. Mereka yang tulus..mereka yang lugu.. mereka yang picik.. mereka
yang bersahabat, mereka yang low profile>>
<<kotor,
lusuh, pecicilan, carut marut, berkeringat, bau dll>>
Berbanding
terbalik dengan hidupku..
Mereka
tak pernah mengeluh, ditengah terik sang surya..
Sepintas
ku lihat dijalanan komplek itu, seorang yang sedang menawarkan Koran bekas
dengan memikul kiloan dibahunya. Tanpa merasa malu, ataupun lelah ia terus
berkeliling dari rumah kerumah.. yang ia cari adalah rizki untuk menafkahi
keluarganya.. betapa besarnya nilai setitik keringats yg ia ingin persembahkan
untuk keluarganya.
Disebrang
jalan kemudian ku lihat lagi seorang ibu tua mendorong gerobak sayurnya. Ia
hanya tersenyum simpul padaku. Kemana anaknya? Hingga dalam keadaan serenta itu
ia masih bersusah-susah..
Inikah
hidup???
Diantara
Gedung perkantoran yg menjulang tinggi, rumah-rumah dan apartemen mewah,
kendaraan-kendaraan mewah yang halu lalang diantaranya.. masih banyak yang
luput dari mata manusia.. mereka yang selalu bersyukur, bersabar dan menjalani..
Berbeda
dengan kehidupan glamour mewah mereka yang tak pernah puas mengejar obsesi..
Apa yang aku cari.. apa aku seperti mereka????
*****
Ya,
hidup memang perjalanan.
Dalam
menempuh perjalanan menuju target, setiap manusia mempunyai jalan yang
berbeda.. media yang berbeda dan pemahaman yang berbeda.
Mereka
yang menggunakan pesawat untuk mencapai jarak tujuan mereka, mungkin bisa
dengan singkat tiba ditempat yang mereka inginkan. Hanya dengan berduduk santai
sambil menikmati jamuan dan indahnya alam dr jendela pesawat, terhindar dari
panas atau pun hujan dengan waktu tempuh satu jam tak akan terasa lama..dan
mungkin halang rintangnya sangatlah sedikit..pesawat tidak akan kena macet
diudara..kecuali ada problem dari interen baik keadaaan pesawat saat lepas
landas maupun mendarat atau keadaan mesin pesawat sendiri.
Ada
pun mereka yang menggunakan mobil sebagai media untuk menempuh jarak tujuan
mereka. Terhindar dari panas maupun hujan, memberi kenyamanan dengan sofa yang
empuk, walaupun mungkin ketika menggunakan mobil dalam jarak tempuhnya tidak
seperti pesawat, butuh beberapa hari untuk sampai di tempat tujuan apabila
jaraknya jauh..belum lagi kondisi jalanan macet akan membuat waktu tempuh lebih
lama.
Ada
lagi bagi mereka yang hanya menempuh dengan kendaraan roda dua, harus siap
dengan resiko panas.. dan begitupun hujan yg tak tau kapan datang.. walaupun
demikian ia bisa lebih cepat menyusul ketertinggalannya dengan mobil, ia lebih
mudah menyelip dalam keadaan macet..akan tetapi resiko keselamatan harus tetap
dijaga.
Sementara
itu yang terakhir mereka yang hanya bisa melangkah dengan kakinya menuju apa
yang dia inginkan.. pastilah proses ini paling lama, lebih membutuhkan
kesabaran, kekuatan dan keikhlasan.
Apapun
media dalam perjalanan kehidupanmu ia sudah digariskan, pasti memiliki makna
dan hikmah maupun pelajaran yang bisa diambil. Ketika berjalan dengan begitu
lelahnya saat kamu bisa membantu seorang nenek tua menyebrang jalan itu akan
membuatmu merasa bahagia..walaupun dengan itu waktu mu menuju tempat tujuanmu
sedikit tertunda.
Berjalan
memsbuatmu sehat.. Peka terhadap keadaan sekitar.. Kerasnya hidupan bisa kau
temui dijalanan sebagai Pelajaran Kehidupan.. Memberi kekuatan dan ketegaran,
masih banyak hal yang bisa dilakukan..
Tetap
yakinlah tak ada asa yang sia-sia!!!!